Sabtu, 29 Maret 2014

5 Hal Aneh di The Raid 2 : Berandal



The Raid 2 masih baru diluncurkan, dan sudah banyak pembahasannya. dan saya pun juga mau membahas film ini. tapi, saya ingin melihat dari sisi yang lain yaitu dari bagian-bagian yang 'enggak banget' di film ini. bukan, bukan karena ceritanya yang kurang bagus, tapi adegan-adegan yang menurut saya dipaksakan.

1. Penjara




Saya gak tahu ya ini ada dipenjara mana. saya belum pernah masuk penjara. namun kalau menurut saya, penjaranya bukan Indonesia banget. lapangannya terlalu kecil dan isinya lumpur doang. settingannya lebih kayak penjara-penjara yang ada diluar negeri, jauh dari ekspektasi saya yang seperti penjara Cipinang.  uniknya, walau berantem kayak apa, beberapa pemain utamanya, mukanya bersih, gak kena lumpur. selain itu, makannya juga terlihat terlalu enak ya?

2. Ada Salju di Cikini




Entah kenapa, saya merasa yakin kalau ini ada Cikini. tapi kalau salah ya maaf. hehehe... ini adalah adegan dimana Prakoso yang diperankan oleh Yayan Ruhian, pemeran mad dog di The Raid : Redemption, mati. seru perkelahiannya, satu lawan banyak. Dalam kondisi dikeroyok, dia masih bisa nyaris menang. seru! tapi ketika dia keluar pintu untuk kabur, langsung drop nontonnya karena ada Salju. ada salju tapi ada yang jualan lotek ayam. agak-agak gimanaaaa gitu....

adanya salju emang memperlihatkan adanya hujan darah dari Prakoso, tapi adegan hujan salju di settingan wilayah tropis, kayaknya enggak banget.

3. Orang Penting Naik KRL




Adegan ini adalah ketika hummer girl yang diperankan oleh Julie Estelle melakukan adegan pembunuhan di kereta. aneh yang pertama adalah si hummer girl bisa naro tas di kursi sebelahnya sementara ada penumpang lain yang berdiri. setahu saya, kehidupan di kereta itu keras. kursi adalah hal yang mahal.

selain itu, orang yang bisa bayar pengawal banyak, kenapa malah gak bisa beli mobil? kenapa harus naik KRL? belum lagi pengawalnya malah pake jas sementara bos nya cuma pake jaket. dan jarang ada orang pake jas naik KRL.

4. Sedan di Kebun Tebu



emang sih ini agak gak penting. tapi buat saya yang sering bahas mobil, ini tidak mungkin luput dari perhatian. jalan di tengah kebun tebu, pasti gak mungkin rata. menggunakan sedan, khususnya dari kelas premium,pasti kurang mumpuni untuk ke jalan ini. Penggunaan SUV mungkin lebih terlihat masuk akal meski kesan mewah akan sedikit berkurang.

5. Rawamangun, Senayan, Kemayoran dan mobil ancur yang masih bisa jalan.



Cerdas saat tahu Eka, yang diperankan Oka Antara mengemudikan mobil dengan trasmisi otomatis. dengan kaki kiri ketembak, dia emang gak mungkin neken kopling. tapi adegan dijalannya, bagi sebagian orang itu bikin ketawa. soalnya mereka kejar-kejaran di bawah fly over rawamangun, terus tiba-tiba kejar-kejaran berubah ke senayan dan berubah lagi di Kemayoran. terus berubah lagi ke SCBC dan Kemayoran lagi, bolak balik

Adegan ini nyaris gak mungkin terjadi, soalnya jaraknya jauh banget dan kondisi jalannya macet total. gak mungkin bisa kejar-kejaran sambil tembak tembakan dimari. selain itu, mobil yang dikemudikan Eka tuh udah ancur banget, kok ya bisa gitu masih jalan dengan kondisi begitu.

well, untuk adegan ini mungkin gak terlalu penting di lokasinya, tapi buat saya dan beberapa teman saya, ini agak menjadi bahan tertawaan. 

ya itu adalah hal-hal aneh yang ada di the raid 2 : Berandal. kalau mau menikmati filmnya, mungkin bukan dari sisi settingan ataupun cerita, tapi dari sisi actionnya. actionnya, emang keren. selamat nonton buat yang pengen nonton banjir darah disini.

foto:berbagai sumber

Jumat, 28 Maret 2014

Ketika Wartawan Tidak Tahu Siapa Menterinya

persepsi orang, penulis dan wartawan adalah pekerjaan orang pintar dan tahu banyak tentang berbagai hal. mulai dari pengetahuan umum sampe pengentahuan yang spesifik dengan yang ia tulis dan karyakan. alasannya sederhana, dia menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat.

namun, hal itu berhasil saya patahkan. yups, meski pekerjaan saya adalah seorang penulis (baca : reporter) di salah satu perusahaan swasta, namun ternyata saya jauh dari kata pintar. kok bisa? ya karena saya tidak kenal dengan wajah-wajah para menteri.



hal memalukan ini terjadi pada saat saya sedang meliput tentang ekspor kendaraan ke timur-tengah. seperti biasa saya merekamnya sambil memperhatikan orang-orang yang ada didepan panggung. bupati tahu mukanya, menperin tahu mukanya, dirjen dan direktur dari kemenperin pun tahu. tapi ada satu orang yang kurang familiar di mata saya.

orang tersebut muda, tinggi dan perawakannya mirip dengan Gita Wiryawan, mantan menteri perdagangan. dan tiba-tiba dia diminta untuk naik keatas panggung untuk memberi sambutan. nama dan posisinya agak kurang terdengar di kuping saya. yang saya tahu, saya harus rekam dia.



gaya bicara jujur terdengar sangat PD, tegas dan tanpa teks (penting tuh, tanpa teks). melihat penampilannya yang cukup oke, saya pun menanyakan pada rekan saya (wartawan Jakarta Post yang baru kenal beberapa jam).

"Bro, ini siapa ya?"
"Hah?! ini Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan! masa lo gak tahu?!"
"Oh.. kagak, gw gak tahu... hahaha"
"Kebanyakan urusin mobil doang sih lo.. haha"
"Iya.. hahaha"

anjrit, merasa bodoh saya.seakan ada tulisan dungu di jidat dan kartu pers siap dicabut.. hahaha...

Jujur ini sih pertanda buat saya kalau saya memang masih belum bisa apa-apa. masih perlu banyak belajar. adalah malu bila ternyata membuat kesalahan yang sepele namun fatal akibatnya seperti ini. semoga kedepannya bisa lebih hati-hati lagi. amin