Sempat mau dibikin filmnya namun gagal, rupanya tidak
menjadi hambatan untuk putus asa. Setelah beberapa tahun, akhirnya novel ini
berhasil difilmkan. Siapakah sutradaranya? Dia adalah Monty Tiwa. Sutradara yang
memang sudah terkenal dan gak bisa diapndang sebelah mata. Di tangannya, novel
Test Pack dibuat menjadi ‘cerita baru’ yang bahkan nyaris tidak memiliki
kesamaan dengan novelnya. Jadi adalah sebuah kesalahan kalau kita terlalu
bersandar pada novel garapan teh Ninit Yunita, toh judulnya pun sudah beda
menjadi ‘Test Pack : You’re My Baby’. Ya kalo mau dibandingin dikit-dikit gak
apa2 kali yah? :p
Seperti yang udah gw katakan di paragraph 2 tadi, film ini
punya kaitan antara gw dan Mega. Jadi untuk nonton ini, kami sangat antusias. Saking
niatnya, kami sampe nonton di Bekasi Cyber Park padahal lokasi gw jemput Mega
ada di Harmoni! Luar biasa bukan? Pokoknya lo harus bilang ‘WOW’. Sampe bioskop,
setelah diperumit untuk nonton oleh satpam Blitz, akhirnya kami berhasil nonton
dengan kondisi terlambat sekitar 15-30 menit. Penontonnya? Maaf, mungkin karena
untuk masuk pun rumit, jadi ya penontonnya sepi.
Eniwei, gimana sih ceritanya? Pas gw masuk, ceritanya udah
sampe si Arista Natadiningrat (di film Cuma disebut nama panggilannya, Tata)
yang diperankan oleh Acha Septriasa mau tes kesuburan. Nah ia pun mendatangi dokter
spesialis yaitu dr. Peni. S (Oon Project Pop). Si Tata ke dokter sama suaminya
Rahmat (kalo di novel nama aslinya Rahmat Natadiningrat) yang diperankan oleh
Reza Rahardian. Tata yang diperiksa, tapi Rahmat yang tegang. Hal ini pun
dilampiaskan dengan mengotak-atik barang si dokter. Akibatnya dia gak bisa
konsentrasi. Sumpah disini kocak. Gw aja yang bahasanya gak bisa kocak :p.
Tata diperiksa sekaligus menjadi pasien ‘tumbal’ buat
anak-anak yang lagi Ko As. Liat mukanya si Tata pas diliatin dunk, kayak
sembelit 7 bulan. Enggak enak banget. Tata pun memutuskan untuk mengikuti
proses invitro, dimana si Tata bakal disuntik tiap hari pake hormon. Akibatnya,
emosi Tata dijamin bakal naik turun. Di lain pihak, Shinta yang diperankan oleh
Renata Kusmanto, mantannya Rahmat yang bekerja sebagai model kembali
menghubungi. Ia berusaha menelepon Rahmat, namun tidak pernah Rahmat angkat. FYI,
Shinta ini sudah pisah sama suaminya karena infertil dan masih cantik.
Setelah mengikuti invitro, ternyata Tata belum hamil. Dia masih
menstruasi. Menangislah dia sejadi-jadinya. Drop. Sampe keesokan harinya, Tata
akhirnya memutuskan untuk mengikuti invitro lagi. oh ya, disini si dr. Peni. S
juga meminta agar Rahmat tes sperma hari itu juga. Rahmat menolak. Tapi dipaksa
sama tu dokter. Akhirnya jadi dorong-dorongan wadah deh. Hohoho.
Beberapa hari kemudian, akhirnya Rahmat memutuskan untuk tes
sperma, dia pun bertemu dengan Shinta. Mereka akhirnya makan di kafe RS. Gw gak
tahu sih RS mana, tapi yang gw tahu, café dirumah sakit itu mahal-mahal. RS di
Kalimalang misalnya, gw yang laper, liat harga langsung mendadak kenyang. Pokoknya
‘WOW’. Nah, hasil dari tes sperma si Rahmat ternyata mengecewakan. Ya, si
Rahmat interfile. Rahmat pun memutuskan untuk merahasiakan ini terlebih dahulu
dari Tata, dengan menyembunyikan hasil di balik tumpukan baju lemari.
Namun sayang, Tata menemukan surat hasil uji lab tersebut.
Tata mengamuk sejadi-jadinya. Disini, pertengkaran mereka benar-benar ‘dapet’
kalo menurut gw. Kemarahan, kesedihan, semuanya, berhasil diaduk disini.
Pertengkaran tersebut membuat di Rahmat pengen curhat. Dia pun
menemui Shinta. Pertemuan tersebut ternyata bukan sekali-sekalinya, namun terus
berlanjut. Sampai suatu saat, si Tata nyari Rahmat ke café tempat nongkrong
langganannya. Disini, dia melihat Rahmat dikasih baju sama Shinta. Gw gak tahu
sih ya, bajunya asli apa kagak, tapi yang jelas, baju tersebut membuat Tata
marah dan akhirnya memutuskan untuk pisah rumah, meninggalkan Rahmat.
Ditinggal membuat si Rahmat menjadi cowok yang sebenarnya. Jadi
berantakan. Nah, si Shinta ternyata udah di rumah Rahmat dan masak pan cake
buat dia. Aneh ya, main masuk aja? Gak dikira maling apa tuh orang? Berangkat dari
sana, mereka pun mulai semakin dekat. Di lain pihak, si Tata pun memutuskan
untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya di Jakarta. Ia mau ke Bangkok, ikutin
temennya yang telah sukses disana.
Nah, si rahmat itu bekerja sebagai Psikolog buat
menyelamatkan perkawinan. Di segmen ini, dia membentak, mengomeli, memarahi
pasiennya “Kalian itu pasangan paling menyedihkan sedunia tahu gak?! udah bagus dua-duanya masih sehat.. umur-umur segini biasanya salah satunya udah masuk kubur! yang satunya lagi nangis-nangis gak punya penghasilan.. udah bagus punya anak! bapak ngaku kenal Ibu 30 tahun, sayur kesukaan Ibu aja salah! Ibu lagi, kebanyakan mikir! Ibu tuh lupa kapan pertama kali Ibu jatuh cinta sama bapak. coba diinget-inget lagi, diresapi lagi, dipikirkan kembali, kenapa yaa kita menikah? karena apa? jawabannya cuma satu, karena dua-duanya mau menghabiskan sisa umur yang ada sama-sama, untuk kebahagiaan bersama.kenapa saling cinta dua-duanya?karena apa adanya kalian, itu sudah saling melengkapi untuk terus menjalani hidup ini sama-sama. itu yang dulu saya bilang ke istri saya waktu akad nikah. dulu" ujarnya. setelah berkata demikian, dia pun tampak mikir kemudian pergi meninggalkan pasiennya (yang diperankan Meriam Belina dan Jaja Miharja).
mereka lihat-lihatan dan
"Ancol yuk?" ajak si Jaja Miharja
"abis dari Ancol Bali ya?" tawarnya
dan mereka pun kembali bersama. film selesai. lho? engak-enggak, belum kelar juga sih. masih jauuh.. dah capek ya bacanya? sabar yah
setelah pergi meninggalkan kedua figuran tersebut, Rahmat menemani Shinta belanja, dan kemudian mengantarnya pulang. disini gw kira ada noh adegan mesumnya, ternyata kagak... sayang... haha... Rahmat justru memutuskan untuk kembali ke Tata. ingin rujuk. namun, Tata rupanya telah mempersiapkan keberangkatannya untuk ke Bangkok.
akhirnya, Rahmat pun ke Bandara Soekarno Hatta terminal 3. kayaknya yah, gw kan gak pernah keluar negeri. mentok paling jauh ke terminal Rawamangun. Di Terminal Rawamangun adanya bis, dan gak ada yang ke Bangkok. sumpah kagak ada! gw gak bohong! setelah berputus asa, di Rahmat pun duduk ndelosor di lantai, menunduk. dan tiba-tiba, layaknya film romantis yang baik, Tata melihatnya. Rahmat pun meminta rujuk namun sayang permintaan tersebut ditolak.
"Kasih saya 1 alasan, untuk kita tidak cerai" titah Tata.
Rahmat pun diam dan akhirnya Tata pergi.
dirumah, Rahmat sendirian. rumah yang besar tersebut bikin kesan sepi, sendirian dan sebagainya. keren, pas Rahmat ndelosoran lagi, tiba-tiba Tata duduk juga disampingnya.
"Tadi aku ketemu sama Pasien kamu. orangnya aneh ya?" ujarnya sambil tersenyum. Tata menceritakan pertemuannya dengan si Meriam Belina. si Meriam Belina ternayata masih apal muka Tata pas dia melihat foto kawinnya di Rahmat dan Tata. mereka mengucapkan terima kasih telah menyelamatkan pernikahan mereka.
"harusnya aku tidak meminta alasan kamu untuk tidak berpisah, karena tidak ada alasan juga untuk kita berpisah" tutup Tata. setelah itu, Tata dan Rahmat pun akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak. sedangkan Shinta, well, berakhir bahagia juga. sumainya kembali pada Shinta.
1 poin yang gw bingung dari akhir ceritanya. si Meriam Belina sama Jaja Miharjanya itu mau kemana yah? kan bukannya mau ke Bali? ke Bali kok di terminal 3 yah? bukannya penerbangan domestik itu di terminal 1 dan 2? hmm, entahlah, just enjoy the show,,, hehe...
secara keseluruhan, film ini memang sangat berbeda dengan novel yang sudah ada. namun jangan berkecil hati, karena filmya juga bagus. tidak bisa kita lihat satu-satu atau kita bandingkam, karena filmnya seperti "cerita baru" namun dengan "benang merah yang sama".
nilai moral:
Shinta dulu itu meninggalkan Rahmat, lalu kemudian gantian ia ditinggalkan suaminya, ia pun ingin kembali ke Rahmat namun sudah tidak bisa. dan Suami Shinta pun juga akhirnya kembali ke Shinta. yang gw tangkap adalah, terserah lo mau udah nikah ato masih pacaran, intinya adalah, jangan pernah sia-siain pasangan lo. syukuri pasangan lo, apa adanya dia. toh kalau dia berhasil menepati hati lo, gw yakin, dia memiliki sesuatu yang spesial. entah itu lo sadari ato tidak lo sadari.sesuatu yang spesial itu, tidak akan lo temukan di orang lain.
oke, itu aja, berminat untuk nonton?
Pemain :
Tata : Acha Septriasa
Rahmat : Reza Rahardian
Shinta : Renata Kusmanto
dr. Peni S : Oon Project Pop
pengarang Novel : Ninit Yunita
Sutradara : Monty Tiwa
Sumber
Indonesianfilmcenter.com, article.wn.com, neo.pakde.com, databasefilm.blogspot.com, merdeka.com, ceritamu.com, hiburan.kompasiana.com, dotsemarang.blogdetik.com
mereka lihat-lihatan dan
"Ancol yuk?" ajak si Jaja Miharja
"abis dari Ancol Bali ya?" tawarnya
dan mereka pun kembali bersama. film selesai. lho? engak-enggak, belum kelar juga sih. masih jauuh.. dah capek ya bacanya? sabar yah
setelah pergi meninggalkan kedua figuran tersebut, Rahmat menemani Shinta belanja, dan kemudian mengantarnya pulang. disini gw kira ada noh adegan mesumnya, ternyata kagak... sayang... haha... Rahmat justru memutuskan untuk kembali ke Tata. ingin rujuk. namun, Tata rupanya telah mempersiapkan keberangkatannya untuk ke Bangkok.
akhirnya, Rahmat pun ke Bandara Soekarno Hatta terminal 3. kayaknya yah, gw kan gak pernah keluar negeri. mentok paling jauh ke terminal Rawamangun. Di Terminal Rawamangun adanya bis, dan gak ada yang ke Bangkok. sumpah kagak ada! gw gak bohong! setelah berputus asa, di Rahmat pun duduk ndelosor di lantai, menunduk. dan tiba-tiba, layaknya film romantis yang baik, Tata melihatnya. Rahmat pun meminta rujuk namun sayang permintaan tersebut ditolak.
"Kasih saya 1 alasan, untuk kita tidak cerai" titah Tata.
Rahmat pun diam dan akhirnya Tata pergi.
dirumah, Rahmat sendirian. rumah yang besar tersebut bikin kesan sepi, sendirian dan sebagainya. keren, pas Rahmat ndelosoran lagi, tiba-tiba Tata duduk juga disampingnya.
"Tadi aku ketemu sama Pasien kamu. orangnya aneh ya?" ujarnya sambil tersenyum. Tata menceritakan pertemuannya dengan si Meriam Belina. si Meriam Belina ternayata masih apal muka Tata pas dia melihat foto kawinnya di Rahmat dan Tata. mereka mengucapkan terima kasih telah menyelamatkan pernikahan mereka.
"harusnya aku tidak meminta alasan kamu untuk tidak berpisah, karena tidak ada alasan juga untuk kita berpisah" tutup Tata. setelah itu, Tata dan Rahmat pun akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak. sedangkan Shinta, well, berakhir bahagia juga. sumainya kembali pada Shinta.
1 poin yang gw bingung dari akhir ceritanya. si Meriam Belina sama Jaja Miharjanya itu mau kemana yah? kan bukannya mau ke Bali? ke Bali kok di terminal 3 yah? bukannya penerbangan domestik itu di terminal 1 dan 2? hmm, entahlah, just enjoy the show,,, hehe...
secara keseluruhan, film ini memang sangat berbeda dengan novel yang sudah ada. namun jangan berkecil hati, karena filmya juga bagus. tidak bisa kita lihat satu-satu atau kita bandingkam, karena filmnya seperti "cerita baru" namun dengan "benang merah yang sama".
nilai moral:
Shinta dulu itu meninggalkan Rahmat, lalu kemudian gantian ia ditinggalkan suaminya, ia pun ingin kembali ke Rahmat namun sudah tidak bisa. dan Suami Shinta pun juga akhirnya kembali ke Shinta. yang gw tangkap adalah, terserah lo mau udah nikah ato masih pacaran, intinya adalah, jangan pernah sia-siain pasangan lo. syukuri pasangan lo, apa adanya dia. toh kalau dia berhasil menepati hati lo, gw yakin, dia memiliki sesuatu yang spesial. entah itu lo sadari ato tidak lo sadari.sesuatu yang spesial itu, tidak akan lo temukan di orang lain.
oke, itu aja, berminat untuk nonton?
Pemain :
Tata : Acha Septriasa
Rahmat : Reza Rahardian
Shinta : Renata Kusmanto
dr. Peni S : Oon Project Pop
pengarang Novel : Ninit Yunita
Sutradara : Monty Tiwa
Sumber
Indonesianfilmcenter.com, article.wn.com, neo.pakde.com, databasefilm.blogspot.com, merdeka.com, ceritamu.com, hiburan.kompasiana.com, dotsemarang.blogdetik.com
aku nonton film kalo gak sutradaranya Riri Reza ama Hanung, gak nonton. hehehe
BalasHapusreviewnya lengkap :)
BalasHapusNice info, Thx.
BalasHapusthanx buat review yg lengkap soalnya liat di tv, pas seru2nya babyq bangun..penasaran deh sm endingnya.
BalasHapusHaha terminal 3 jg bisa ke penerbangan domestik..kan air asia jg d sana kakakk
BalasHapus