Pekerjaan gw kadang menyenangkan, kadang menyebalkan. Menyebalkan
adalah kala gw jadi terlalu sibuk. Bahkan cewek gw selalu mengeluh akan
kesibukan gw yang bahkan di hari libur pun selalu lembur, nyaris gak ada waktu
buat dia. Sementara senengnya adalah, kala liputan bisa bawa dia sekalian
pacaran.
Nah, salah satunya adalah yang gw lakukan beberapa waktu
lalu. Gw dapet undangan ke KidZania untuk meliput peluncurkan Honda Safety
Driving School. Diundangan boleh bawa keluarga terdiri 4 orang dan untuk
anak-anak maksimal usianya adalah 12 tahun. gw pun mikir bisa manfaatin ini
buat ajak cewek gw sama keponakannya, Dika dan Karin. Ide tersebut pun disambut
positif. Alhasil, Gw dan Mega pun menjadi orang tua sehari. Ini 100% simulasi menjadi orang tua.
Mmmh, oke, gw mungkin harus ceritakan tentang KidZania
terlebih dahulu. KidZania adalah sebuah tempat bermain untuk anak-anak yang
berusia maksimal 12 tahun. disini mereka bermain dengan profesi layaknya orang
dewasa. Dan bahkan untuk beberapa permainan, mereka itu digaji. Tentunya dengan
mata uang KidZania.
Disini uniknya adalah, orang tua gak boleh ngantriin buat
anak-anaknya. Si anak harus antri sendiri dan pas main gak boleh ditemenin sama
orang tuanya. Sebaliknya, ada lounge untuk orang tua yang anak-anak malah gak
boleh masuk. Nah Alhamdulillahnya, gw sama Mega sempat main di satu wahana
tentang desain. Lumayan 1 wahana, daripada bengong aja? Hehe. Kok bisa? Well,
katanya sih itu lagi hari khusus, jadi boleh.
Nah, profesi pertama yang mereka mainkan adalah pemadam
kebakaran. Disini mereka diajarkan bagaimana mulai dari latihan, brifing hingga
memadamkan kebakaran (bohongan kebakarannya. Tanpa api). Abis itu mereka
ngambil SIM di Honda Safety Driving School, Balapan di bom-bom car masa kini,
jadi pekerja di pabrik sepatu dan yang paling menegangkan adalah panjat tebing.
Iya, panjat tebing. Dari semua wahana, mungkin ini adalah
yang paling ekstrim dari yang ada. Dika bahkan semat gelantungan karena kakinya
gak nginjek dengan benar. Sementara Karin, entah kenapa, dia jauh lebih cepat
walau dia yang perempuan. Apa mungkin karena Karin emang lebih tua kali yah? Well,
sementara mereka panjat tebing, gw dan Mega Cuma bisa treak-treak dibawah
“AWAS ITU NANTI JATOH!”
Selain itu yang menyebalkan adalah, kami juga sempat menjadi
orang tua yang kehilangan anaknya. Jadi mereka ceritanya kerja di Dunlop sebagai
montir. Kita sholat. Pas balik, mereka belum kelar. Akhirnya kami coba putusin
buat keliling sebentar. Pas balik MEREKA MENGHILANG #JengJengJeng
Kami pun keliling dan akhirnya kita memutuskan untuk pulang.
Eh, salah. Untuk berpencar, Mega nunggung di Dunlop dan gw keliling. Gw keliling
1 puteran dan gak ketemu. Yang ada Mega malah ilang juga. Pas mau keliling lagi,
ternyata Mega sudah menemukan mereka dengan selamat. Dan, sialnya, Mega juga
udah telpon gw namun gak gw angkat. Hehee
Pas menjelang malam, gw dan Mega udah capek dan laper. Kita nanya
dengan baik layaknya orang tua yang mengerti kelaparan sang anak
“Dika, Karin, laper gak?” Tanya Mega
“ENGGAK” jawab mereka
Gw ma Mega shock. Anjrit… ni anak 2 pada kuat amat yak? Abis
minum enervon-C 3 bungkus kali ya? Udah laper kagak, capek juga kagak. Alhasil kita
keliling lagi. Sayang, permainan yang mereka inginkan ngantrinya puaaaaanjang
bener. Jadi ya kita bujuk aja pulang. Hehee
Well, pada dasarnya jaga anak itu capek tapi gw gak mau
munafik, gw seneng. Bayangin aja, dengan anak orang aja gw seneng, gimana
dengan anak sendiri ya nantinya? Mungkin lebih seru. Oh ya, kalau lo mau ajak
anak lo atau sodara lo ksini buat main, percaya deh, biarkan mereka bermain
sepuasnya, toh udah bayar.
Jangan mikir “ah Cuma
kerja jadi kasir” atau “ah Cuma kerja jadi jualan Koran” yang gw sararanin
adalah, ketika anak-anak lo mau melakukannya, biarkan mereka mencobanya, apapun
itu profesinya. Jangan ngatur anak-anak ketika mereka ada didunianya, karena
yang harus diatur sebenarnya adalah orang tuanya. Tapi bukan berarti lo kehilangan
peran sebagai orang tua, karena orang tua tetap harus mengawasi anak-anak tho? cuma biarkan mereka, menjadi diri mereka sendiri
terakhir, kayaknya udah bis ajadi orangtua, foto yang terakhir seperti foto keluarga, haha
BalasHapusSebagai latihan sebelum menjadi orang tua beneran heehhehee :)
HapusKalo anak kita nantinya mencoba pekerjaan apa yang sedang kita jalani. Itu malah bagus loh. Biar mereka ngerti gimana susahnya pekerjaan yang orang tuanya kerjakan. :D
BalasHapusKayanya berhasil dah simulasinya haha
BalasHapusKidzania memang permainan yang penuh simulasi. Anak2 saya senang sekali main di sana. Mereka bisa berpikir bahwa harus bekerja untuk mendapatkan uang. Mencoba bermacam-macam profesi. Setidaknya mereka punya gambaran bagaimana mengerjakan sebuah pekerjaan.
BalasHapusWah Kidzania ? Disitu kita diajarkan untuk mandiri, keren !
BalasHapusMengasah bakat anak dan secara nggak langsung membuat anak menjadi kreatif dan mengerti bagaimana menjalani hidup dengan bekerja :D